Minggu, 29 Juli 2012

Fajar Hari Ini

3

Luka dan bahagia...
kalimat pertama yang terlantun dalam nada.
Di fajar awal aku membuka akal,
di lautan angan dan kenangan yang meluap.

Saat ini, lebih dari satu rindu yang terasa,
bahkan jika itu rindu, aku memuja dalam pagi.

Ini pagi yang tak pernah menua,
apalagi padam dalam bara.
Tertaut asa dalam ketikan lagu tentang aku, kamu dan mungkin dia.
Berapa pagi yang terlewat dalam anggunnya sajakmu?

Terucap maaf untuk nada dan lautan rindu pagi ini.
Aku menunggu jujur matamu dalam ungkap semu.
Bisakah aku ulang dalam hitungan maju?

Di sini, dalam detak penuh bahagia,
hapuskan rindu yang menusuk fajar.
Aku.... di sini.... Masih

Sabtu, 14 Juli 2012

Pelangi dan Luka

2

Terhembus butiran rasa,
tak mampu bangkit dalam luka.
Aku selalu berdoa di langit yang membiru.

Bisikkan aku arti, untuk kamu agar kembali.
Di sini, sepi, walau tak sendiri.
Bisakah kamu hadir dalam makna? Bukan hanya satu sapa?

Berapa jauh kaki melangkah untuk hentikan luka.
Di mana halaman tentang bahagia??
Mungkinkah semua telah terbuang?
Atau malah pergi dan terus menghilang?

Terhimpit dalam nada yang menua,
aku harus apa?
Berpura-pura bahagia?

Ini bukan cerita luka...
Hanya goresan pena yang ingin membuang luka.


Kamis, 12 Juli 2012

Angan di Titik Nol

0

Entahlah, rindu itu kembali menyapa,
tanpa nada dan tanpa luka.
Hanya sepi ditemani angan tentang malam.

Bisukah sepi kali ini?

Masihkah warnamu merangkai bagai pelangi?
Jika iya, aku menunggu... Kapanpun itu.

Taukah kamu, jika berlaripun meninggalkan jejak,
dengan kamu sebagai tapak.
Aku berhenti dalam lamunan untuk menua,
tanpa harap akan menggenggam malam.

Di mana hati yang akan membeku?
Bisakah kita ubah menjadi satu?
Atau hanya bias yang kan berbau?

Aku berhenti sejenak, dalam rindu tanpa nada.
Dalam angan penuh luka...
Dan kamu sebagai tersangka..

Kamis, 05 Juli 2012

Jenuh

0

Tanpa sapa tanpa tatap.
Aku harap ini bukan kecewa kedua.
Bisakah tanpa selimut pilu?
Aku ingin tanya nyata.

Hingga selembar sajak itu nada seru,
ingin menyambut sungai yang menua.

Oh, ini bukan tangisan atau kicauan.
Ini aungan sang harimau tua,
tanpa cakar dan suara.

Bisakah kau sadar?
Aku letih untuk mencakar.

~04 07 12~

Statistik Blog

free counters