Entahlah, rindu itu kembali menyapa,
tanpa nada dan tanpa luka.
Hanya sepi ditemani angan tentang malam.
Bisukah sepi kali ini?
Masihkah warnamu merangkai bagai pelangi?
Jika iya, aku menunggu... Kapanpun itu.
Taukah kamu, jika berlaripun meninggalkan jejak,
dengan kamu sebagai tapak.
Aku berhenti dalam lamunan untuk menua,
tanpa harap akan menggenggam malam.
Di mana hati yang akan membeku?
Bisakah kita ubah menjadi satu?
Atau hanya bias yang kan berbau?
Aku berhenti sejenak, dalam rindu tanpa nada.
Dalam angan penuh luka...
Dan kamu sebagai tersangka..
0 komentar:
Posting Komentar